Jumat, 25 Oktober 2013

Etika Lingkungan Hidup

Salam,

Salah satu pertanyaan pokok yang perlu dijawab adalah mengapa kita pelu etika lingkungan hidup? Apa relevansinya? Apa gunanya? Jawabn dari pertnayaan ini adalah masalah moral, persoaalan prilaku manusia. Lindkungan hidup bukan semata-mata mengenai persoalan teknis. Demikian juga krisis ekologi yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral global. Oleh karena itu perlu etika dan moralitas untuk mengatasi itu.

Tidak bisa disangakal lagi krisis lingkungan hidup yang kita alami sekarang ini baik skala global ataupun skala nasional, sebagian besar berasal dari prilaku manusia itu sendiri. Kasu-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti, laut, hutan, tanah, udara, atmosfer dan seterusnya bersumber dari prilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri sendiri.

Manusia adalah penyebab utama terjadinya pencemaran dan pengerusakan pada lignkungan hidup.

Ambil contoh yang lebih konkret. Kasus pencemaran yang dilakukan oleh PT. Inti Indorayon di Sumatra Utara, dan PT. Freeport di Papua sesungguhnya dilakukan oleh prilaku perusaan yang tidak bertanggung jawab kepada lingkungan hidup. Contoh lainnya, ilegal loging, ekspor limbah secara ilegal dari negara lain, dan perdagangan satwa liar. Kasus ini tidak hanya menyangkut maslah orang per orang tetapi juga menyangkut masalah birokrasi pemerintahan. Demikian juga kasus samapah di DKI Jakarta terkait dengan prilaku moral manusisa, khususnya tindakan korupsi ditubuh pemerintahan yang semakin busuk. Bahkan kasus-kasus lingkungan hidup yang terkait globalisasi perdagangandan dan berbagai perjanjian internasional lain menyangkut persoalan moral manusia dan negara bangsa melakukan manipulasi terhadap manusia serta lingkungan hidup.




















Rabu, 16 Oktober 2013

Pengetahuan Dasar tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Apa yang dimaksud dengan AMDAL?
Apa guna AMDAL?
Bagaimana Prosedur AMDAL?
Siapa yang menyusun AMDAL?
Siapa saja yang terlibat dalam AMDAL?
Apa yang dimaksud dengan UKL dan UPL
Apa kaitan AMDAL dengan dokumen/kajian lingkungan lainnya?Apa yang dimaksud dengan AMDAL?AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)."...kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup; dibuat pada tahap perencanaan..."Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.Apa guna AMDAL?

Kamis, 10 Oktober 2013

Benda Beranak Pinak

Stuf breeds stuff. Satu benda membutuhkan benda yang lain. Jika kita punya mobil, kita butuh garasi, atau setidaknya sound-system mobil. Sound-system mobil butuh audio-player. Audio-player butuh compact-disc. Compact-disc butuh rak. Rak butuh ruang. Ruang butuh dibersihkan, kita membutuhkan sapu atau lap. Lap butuh sabun. Dan pada muaranya, mobil, audio-player, rak, sapu, lap dan sabun kelak akan membutuhkan tempat sampah.
Itu baru kebutuhan satu orang, atau satu keluarga, untuk satu aspek saja. Apa yang terjadi jika jutaan orang, jutaan keluarga, mengumbar keinginan untuk memiliki benda, berbelanja? Berapa banyak benda tak berguna yang akan mendarat di tempat sampah? Yang menyumbat got dan sungai sehingga menimbulkan banjir?

Senin, 02 September 2013

Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) HMTL Tahun 2013

Kegiatan ini bernama “LDKM (Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa) Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan 2013” dengan tema “Totalitas Loyalitas”. LDKM dipandang perlu untuk membuka dan memperluas wawasan berorganisasi mahasiswa baru Teknik Lingkungan yang begitu berperan penting sebagai pengembangan soft skill dalam meningkatkan eksistensi HMTL yang baru saja terbentuk.  
     Fungsi dari kegiatan ini adalah membangun karakter mahasiswa yang cakap dan terampil berorganisasi terutama kemampuan kepemimpinan dan kemandirian berpikir, sehingga bisa memberikan manfaat yang positif bagi mahasiswa untuk bisa memberikan kontribusi bagi organisasinya.
   Untuk itu melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, mengadakan suatu kegiatan yang bisa memberikan wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan soft skill nya. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk  membangun rasa tanggung jawab bahwa begitu pentingnya berorganisasi dan menjadi tuntutan dalam kehidupan profesional untuk belajar mengembangkan skill organisasi, terutama jiwa leadership. 
      Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk presentasi materi organisasi dan outbond team building. Adapun peserta LDKM HMTL adalah Mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2013. Dengan waktu dan tempat pelaksanaan :
Hari, tanggal    : Sabtu-Minggu, 28-29 September 2013
Tempat            : Gunung Api Purba, Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul
  Kegiatan tersebut meliputi Perkenelan HMTL & IMTLI, Materi aktif berorganisasi, kepemimpinan dan kesadaran lingkungan, Pengenalan Bank Sampah, Pengenalan & Pengamatan Study Lingkungan ( PSL ), dan Outbond. Selain itu untuk melepas kelelahan selama kegiatan diadakan juga wisata ke kawasan embung di Gunung Api Purba.
   Berikut ini beberapa foto kegiatan LDKM HMTLTahun 2013: 

Kamis, 01 Agustus 2013

Dibalik Kesederhanaan Hutan Mangrove

 Oleh : Farid Gaban
Terhampar di garis khatulistiwa, Indonesia adalah negeri kepulauan pemilik salah satu kekayaan alam terpenting: hutan mangrove terluas di planet ini. Hutan mangrove memang tersebar di 123 negara tropis dan subtropis. Namun, dua pertiga hutan itu hanya di 12 negara saja. Dan yang terluas ada di Indonesia.
Menurut The World Atlas of Mangroves (2010), luas hutan mangrove dunia mencapai 15 juta ha. Indonesia memiliki sekitar 3,15 juta ha, atau 21 persen luas hutan mangrove dunia tadi. Indonesia diikuti Brazil yang cuma memiliki 9 persen, serta Nigeria, Meksiko dan Australia yang masing-masing hanya sekitar 750.000 ha atau 5 persen saja.
Tumbuh di pesisir pantai, mengelilingi pulau-pulau, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik. Hutan mangrove hanya satu persen saja dari luas keseluruhan hutan dunia. Namun, makna dan manfaatnya luar biasa bagi kelangsungan hidup umat manusia, dan khususnya bagi manusia negeri bahari seperti Indonesia. Kelangkaan hutan mangrove di satu sisi, dan perannya yang penting di sisi lain, membuat ekosistem ini terlalu berharga untuk dibiarkan punah.
Seperti hutan lain pada umumnya, dia merupakan kawasan hijau yang berfungsi sebagai paru-paru alami dunia. Para ahli ekologi percaya, hutan mangrove dunia menyerap sekitar 20 juta metrik ton karbon dari udara. Berkurangnya hutan ini ikut menyumbang peningkatan suhu bumi, atau pemanasan global, yang berakibat pada melelehnya es di kutub dan makin tingginya air laut yang menyapu kawasan pesisir dan bahkan menenggelamkan pulau-pulau kecil.
Berisi 17.500 pulau, Indonesia memiliki 95.000 km garis pantai, menjadikan negeri ini negeri tropis dengan garis pantai terpanjang di dunia. Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal kawasan tepian pantai; dan sekitar 40 juta orang di antaranya mendiami wilayah daratan hanya dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan air laut. Artinya, mereka adalah penduduk Indonesia yang paling rentan terhadap perubahan permukaan air laut.
Hutan mangrove di tepian pantai ini berisi pohon dan belukar yang sangat digdaya, yang mampu bertahan hidup dalam kondisi lingkungan ganas: tanah berkandungan garam tinggi, hawa panas, timbunan lumpur pekat, dan gempuran ombak laut terus-menerus. Dengan kedigdayaannya, hutan mangrove bermurah hati menjadi pelindung sekaligus tempat bertelur dan menteas aneka ragam penghuni laut seperti ikan dan udang.
Di balik penampilannya yang nampak bersahaja, hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem paling produktif dan secara biologis sangat penting.  Sekitar 75 persen ikan komersial menetas, tumbuh dan berkembang di situ, hidup bahu-membahu dengan aneka ragam fauna lain seperti kepiting, burung-burung, serangga dan hewan-hewan pengerat.
Keutuhan hutan mangrove karenanya sangat penting bagi kelangsungan usaha perikanan dan kelangsungan hidup jutaan nelayan serta masyarakat pesisir yang hidup di tepian pantai pulau-pulau di Indonesia. Sebaliknya, rusaknya hutan mangrove akan menggerus sumberdaya ekonomi masyarakat pesisir, khususnya nelayan, yang pada akhirnya memperparah masalah kemiskinan.

Sabtu, 20 Juli 2013

Mahasiswa Teknik Lingkungan Lolos Program MAUBISA

Berdasarkan hasil presentasi program Mahasiswa Usaha Bina Desa yang dilaksanakan akhir bulan Juni 2013 yang lalu, Restu Anjarwati Mahasiswa Teknik Lingkungan IST AKPRIND Yogyakarta berhasil meloloskan proposal program tersebut dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa melalui Usaha Tas Vinyl Rajut di Dusun Donoloyo, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Restu Anjarwati bersama anggotanya yaitu Erri Nurmaitawati (Teknik Lingkungan) Muarifin (Sistem Komputer), Windyaning Ustyanie (Statistika) dan Yudhistira Indraprastha (Lingkungan) mendapat bimbingan langsung dari dosen teknik Lingkungan Dra Yuli Pratiwi MSi. Menurut Restu, melalui program MAUBISA tersebut mahasiswa IST AKPRIND mendampingi warga masyarakat Dusun Donoloyo, Tamanan, Banguntapan, Bantul melalui usaha tas rajut vinys dengan merk BIANGLALA. Program yang direncanakan antara lain sosialisasi kepada masyarakat, pengadaan alat dan bahan, pelatihan, produksi, pemasaran & evaluasi secara berkala. Program yang telah berjalan tersebut nantinya akan dikembangkan dalam hal manajemen, peningkatan kualitas produksi, sistem pemasaran serta sumber daya yang yang ada. Menurut pembimbing kegiatan Dra Yuli Pratiwi MSi, modal awal yang digunakan sekitar 1 juta rupiah, dengan kapasitas produksi kurang lebih 50 pcs. Sedangkan pemasaran yang digunakan selain ditampilkan di showroom Disperindagkop & UKM Pemda DIY, tas-tas tersebut juga dipasarkan melalui jejaring sosial di internet
Program Mahasiswa Wirausaha adalah program yang difasilitasi Kopertis V Yogyakarta. Program ini secara praktis dapat mendampingi masyarakat sehingga dapat menjadi aset daerah yang sarat dengan kearifan lokal dan bernilai komersial. Program ini bertujuan untuk membantu menghasilkan solusi metode, cara, dan teknologi serta manajemen bagi usaha kecil, mikro dan menengah yang potensial dan berfokus pada pembinaan kelompok masyarakat dan pengembangan desa binaan bagi institusi Perguruan Tinggi. Di sisi lain, mahasiswa sebagai calon penerus bangsa dapat mengembangkan kreativitasnya menciptakan suatu unit bisnis sehingga mereka lebih berorientasi sebagai job creator daripada menjadi job seeker.

Selasa, 23 April 2013

GRAND OPENING BANK SAMPAH SYARIAH IST AKPRIND

Pusat Pengembangan dan Penelitian Lingkungan Hidup (P3LH) IST AKPRIND bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan IST AKPRIND akhirnya  membuka secara resmi atau Grand Opening Bank Sampah Syariah IST AKPRIND Yogyakarta.  Sekretaris P3LH, Purnawan, ST,M.Eng menyampaikan bahwa Bank Sampah Syariah merupakan penggabungan dari bank sampah konvensional juga kegiatan shodaqoh sampah. Dalam pelaksanaan bank sampah konvensional para nasabah akan menjual sampahnya sehingga mendapatkan uang secara langsung.Tetapi dalam Bank Sampah Syariah, selain mendapatkan keuntungan materi secara berkala, insya Allah juga akan mendapatkan pahala karena 2,5% dari hasil penjualan sampah tersebut akan disumbangkan kepada yang membutuhkan. Sampai saat ini nasabah Bank Sampah Syariah sudah terdaftar sebanyak 35 orang dengan sampah terkumpul lebih dari setengah ton sampah kertas dan juga plastik. 

Rektor IST AKPRIND Yogyakarta, Ir. Sudarsono, MT mengapresiasi dengan dibukannya bank sampah syariah tersebut. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa telah berusaha melatih soft skill-nya melalui bidang usaha bank sampah syariah. Rektor IST AKPRIND Yogyakarta juga mengharapkan bahwa para mahasiswa diharapkan lulus tidak hanya menyandang status cumlaude diatas kertas atau dalam hal teori saja tetapi juga harus cumlaude dalam kehidupan sehari-hari. Atau dengan kata lain, mahasiswa harus memiliki kemampuan dan keterampilan diluar bidang akademik, yang sering diistilahkan dengan soft skill. Selain itu dalam melaksanakan roda kegiatan bank sampah, harus ada komitmen mulai dari diri sendiri untuk membudayakan hidup bersih dan sehat sehingga bisa mewujudkan jati diri lingkungan IST AKPRIND. 

Jumat, 11 Januari 2013

TEKNIK LINGKUNGAN PEROLEH HIBAH SPMI DIKTI

Jurusan Teknik Lingkungan IST AKPRIND Yogyakarta mengawali tahun 2013 dengan berhasil lolos dalam seleksi proposal dana hibah Pelaksanaan Pengembangan Program Studi Bersistem Penjaminan Mutu tahun 2013. Dengan demikian jurusan teknik lingkungan tersebut berhak mendapatkan dana hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Program Studi teknik lingkungan IST AKPRIND Yogyakarta dirancang untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan tinggi dibidang teknik lingkungan serta memiliki keahlian dan keterampilan dalam rekayasa teknologi lingkungan serta manajemen lingkungan. Dengan kemitraan yang dijalin bersama institusi pemerintah maupun swasta diharapkan alumni jurusan teknik lingkungan tersebut diharapkan turut serta dalam upaya pengendalian pencemaran industri maupun rumahtangga. Kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bekerjasama dengan kantor kementerian lingkungan hidup, Badan Lingkungan Hidup serta BPPT merupakan contoh kegiatan yang sering dilaksanakan.
Program Studi Teknik Lingkungan dengan konsentrasi teknik lingkungan industri didukung sarana laboratorium terpadu seperti Lboratorium Kimia Lingkungan, Analisis Kualitas, Mikrobiologi, Rekayasa Lingkungan dan lainnya.